Selasa, 25 Februari 2014

dan keajaiban itu adalah…


                Awan mendung yang muncul dipagi ini cukup membuat Tyan malas bangun pagi. Namun, keadaan berubah ketika hp tua miliknya berbunyi, yang ternyata telfon dari Putri. Putri adalah adik dari sahabat karibnya. Entah kabar apa yang Tyan dengar dari Putri yang cukup membuatnya kaget dan segera meninggalkan tempat tidurnya. Ia menghampiri motor schooter kesayangannya. Melihat tingkah anaknya yang aneh tersebut, Ibu Rani berusaha menghentikan langkah anaknya.
            “Tyan, ada apa? Kok buru-buru gitu? kamu belum mandi ya?”kata Bu Rani
            “aduh mama,ini darurat, emergency pokokna mah,”jelas Tyan panik
            “emergency,emergency aya naon?”Tanya mama Tyan
            “aduh,ntar ya mah, Tyan pergi dulu, love you mam,”pamit Tyan sambil mencium kening mamanya
            Dengan sepeda motornya, Tyan melaju menuju rumah sederhana di ujung jalan. Dengan keadaan hati yang panik ia langsung saja memasuki rumah tersebut dan memasuki salah satu kamar di rumah tersebut. Yang ternyata adalah kamar sahabatnya, Iqbal.
            “bal, bangun bal,”kata Tyan sambil menarik,menggoncangkan tubuh iqbal
            “bal, Igoy bal Igoy,”Tyan semakin panik
            “apa sih lu yan, gangggu orang lagi mimpi aja,”kata iqbal sembari menarik selimutnya kembali
            “bal, bangun igoy.. “
            “apa?igoy kenapa?,”iqbal mulai tidak betah dengan gangguan dari Tyan
            “Igoy masuk RS alias Rumah Sakit,”jelas Tyan
            “oh, igoy masuk Rumah sakit..HAH???Rumah Sakit?,”Iqbal kaget
            “ga usah bercanda lu,ngapain coba Igoy ke rumah sakit segala, orang semalam masih baik-baik aja. Gua semalem masih minum sama dia. Ga usah bikin kabar hoax lu!!”Iqbal tak percaya
            “yeee, hoax dari mana, orang gue ditelfon langsung sama adiknya. Nohh si Putri,”Tyan menjelaskan
            “ya udah,ngapain lu masih disini?ke rumah sakit sekarang!”teriak Iqbal
            “ya hayuukk odong,”kata Tyan kesal
Lalu kedua sahabat itu berjalan menuju Rumah sakit dimana Igoy di rawat. Igoy adalah sahabat mereka berdua. Nama asli dari Igoy sebenarnya adalah Muhammad Prayogi atauYogi. Mereka sudah bersahabat sejak kecil. Igoy juga terkenal sebagai leader atau ketua dari komunitas kamtis family Pulogadung. Itu sebabnya Igoy sering disebut kapten oleh teman-teman kamtis lainnya. Komunitas kamtis family adalah suatu komunitas fans club dari band bernama Endank Soekamti. Band asal Jogja inilah yang menjadi inspirasi Igoy dalam bermusik. Igoy sangat menggemari musik beraliran melodic punk. Begitu juga teman-temannya, termasuk Tyan dan Iqbal.Selain di Pulogadung, Igoy juga dikenal dalam komunitas kamtis family dari daerah lain. Seperti kamtis Cipayung,kamtis Jogja,kamtis Imogiri, dan daerah lain. Igoy dan teman-temannya sering ke luar kota hanya untuk menonton konser Endank Soekamti. Itu artinya Igoy juga sering transit di rumah kamtis family luar kota. Begitu juga rumah Igoy juga sering untuk menjadi tempat transit oleh anak-anak kamtis dari luar kota saat Endank Soekamti sedang manggung didaerah Jakarta. Dan hal inilah yang menjadikan kekeluargaan antar kamtis semakin erat.
            Dan sekarang sang kapten terbaring lemah di Rumah Sakit Persahabatan. Dengan langkah cepat kedua sahabat (Iqbal dan Tyan) menuju kamar rawat sang kapten. Yang ternyata ada di ruang ICU. Semakin paniklah mereka berdua, ketika melihat mama Igoy menangis dan ayah Igoy terlihat begitu lemas. Dengan sangat hati-hati Tyan mencoba bertanya dan menghancurkan keheningan.
            “tante, sebenarnya Igoy kenapa?”Tanya Tyan pelan
Bukannya menjawab pertanyaan dari Tyan, Ibu Igoy menangis tersedu-sedu. Tyan pun merasa bersalah telah bertanya seperti itu kepada ibuk Igoy dalam keadaan cemas seperti itu. Tyan pun menenangkan ibu Igoy. Dan ternyata kabar masuknya Igoy di rumah sakit ini begitu cepat menyebar dikalangan  anak-anak kamtis, baik itu kamtis Ibukota maupun kamtis luar kota. Kabar tersebut sangat mengejutkan, pasalnya selama ini teman-teman Igoy mengenalnya sebagai sosok yang kuat,ceria,baik,ramah,dan selalu membuat teman-temannya tersenyum. Dan yang pasti mereka mengenal sosok Igoy yang sehat dan tidak mempunyai penyakit. Itulah sebabnya kenapa mereka heran dan terkejut mendengar kabar Igoy sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Bahkan menurut mereka, Igoy adalah orang paling kuat saat ditantang untuk minum minuman keras berbotol-botol tanpa adanya rasa sakit sedikitpun. Disaat teman-temannya sudah muntah dan tidak kuat lagi untuk minum, Igoy masih mampu untuk menghabiskan 2 sampe 3 botol lagi.Berita Igoy ini juga mengejutkan Eka salah seorang teman Igoy berasal dari Imogiri. Pasalnya belum lama ini, sekitar 2 bulan lalu Igoy sempat mampir dan transit di Imogiri. Saat itu memang tidak ada konser Endank Soekamti, tetapi Igoy,Iqbal,dan Tony berniat liburan ke Jogja, dan Imogiri yang terpilih menjadi tempat transit mereka. Dan saat mereka transit di Imogiri, di rumah Eka lebih tepatnya, Igoy pun juga tidak menunjukkan gejala-gejala sakit. Namun inilah kehidupan yang penuh dengan kejadian yang tidak terduga.
            Dengan perasaan yang kacau keluarga dan sahabat Igoy menunggu dokter keluar dari ruang periksa. Dan yang ditunggupun muncul. Dengan wajah yang menyesal dokter menyatakan bahwa Igoy alias Muhammad Prayogi dalam keadaan koma. Seketika wajah-wajah optimis tersebut memudar dengan sendirinya. Air mata pun keluar tanpa dikomando. Ibu Igoy pun pingsan setelah mendengar kabar keadaan dan penyakit yang diidap oleh Igoy. Yaitu Meningitis atau radang selaput otak. Sama terkejutnya, Iqbal dan Tyan terpukul dengan kabar tersebut. Dan lebih mengejutkan lagi adalah ketika dokter mengatakan bahwa stadium meningitis tersebut sudah akut. Namun anehnya, selama ini Igoy tidak pernah mengeluh ataupun merasa kesakitan pada bagian kepalanya. Igoy memang pandai menyimpan penderitaannya sendiri. Hanya tidak mau membuat sedih orang sekitarnya. Terutama Ibunya. Ya, Igoy sangat menghormati orangtuanya. Itulah sebabnya mengapa Igoy berusaha setia dengan perempuan yang dia cintai. Karena dia selalu ingat pesan ibunya “kalo kamu sayang ibu,maka kamu tidak akan tega menyakiti wanita manapun. Karena kalo kamu menyakiti wanita,kamu sama saja menyakiti ibu,”begitu pesan Ibu Yogi. Karena bagi Igoy “lebih bahagia melihat orang yang kita sayangi tersenyum senang daripada mengikuti keinginan diri sendiri yang belum tentu membuat orang yang kita sayangi tersenyum”.
            Dengan langkah gontai Iqbal memasuki ruangan bertembok putih,ruangan dimana Igoy sahabatnya,kapten komunitasnya terbaring tak berdaya. Ia menghampiri tubuh lemah Igoy dan tanpa ia sadari air matanya pun mengalir. Diiringi air matanya terus menetes Iqbal memegang tangan Igoy dan menyapa sang kapten.
“Goy,lu kenapa sih?kenapa lu gak pernah bilang ke gua kalo lu ada penyakit seperti ini? Terus menurut lo dengan lo seperti ini gua sama teman-teman yang lain bahagia gitu? Goy,bangun gih, semua ini ga lucu tau, bangun ya. Jawab gua Goy jangan cuma diem aje lu. Katanya lu Igoy yang kuat,Igoy yang tegar,Igoy bukan cowok lemah?trus kenapa lu sekarang malah terdiam di tempat kaya’ gini? Kalo gue ada salah gue minta maaf Goy,tapi tolong lu bangun. Tolong Goy,oke gue bakal ikutin semua kata-kata lu,tapi bangun Goy banguunn.” Iqbal tidak bisa menahan lagi perasaannya.
Iqbal sangat terpukul melihat keadaan Igoy yang menyedihkan dengan selang yang terpasang dimana-mana di tubuh Igoy. Maka adalah hal wajar jika air mata itu tidak dapat terbendung. Sama halnya dengan Iqbal, Tyan pun begitu terpukul saat memasuki ruangan dan melihat tubuh sang kapten terbaring dengan banyak alat-alat medis berserta tubuhnya. Apa yang dilakukan oleh Tyan sama dengan Iqbal, Tyan menangis dang memegang tangan Igoy.
“Goy,lu gapapa kan Goy, pulang yuk ngapain disini? Disini ga enak kali Goy, banyak jarum suntik. Katanya lu takut sama jarum suntik. Katanya lu anti dengan rumah sakit?tapi lu sekarang malah tidur disini. Boong lu Goy. Kapten lu jawab gue kek jangan diem aje. Bangun kapten, kita ngegembel lagi di gigs Soekamti lagi yuk, kita moshing,kita pogo sekuat tenaga daripada disini kamu Cuma tidur aja kan? Yuk,ntar gue kenalin sama cewek kamtis yang asoi-asoi deh. Yuk, kita naik vespa lagi muter-muter gak jelas gitu lagi kapten.” Air mata Tyan pun tak terbendung.
            Kabar komanya Igoy pun terdengar sampai kepada telinga salah satu personil Endank Soekamti, band yang menjadi idola Igoy. Dengan semangat Erik, Dori, dan Ari mengunjungi Igoy di Rumah Sakit Persahabatan. Keluarga dan sahabat-sahabat Igoy yang saat itu ada di Rumah Sakit pun menyambut kedatangan pasukan Endank Soekamti tersebut. Personil Endank Soekamti juga sangat merasa sedih saat melihat keadaan Igoy. Di lain tempat, di berbagai daerah Kamtis Family mengadakan penggalangan dana untuk Igoy. Mulai dari yang di kota maupun kamtis yang berada di daerah-daerah. Bisa dilihat betapa teman-temannya sangat peduli dengan Igoy. Keadaan seperti ini juga yang membuktikan bahwa Igoy sangat ramah dan dikenal banyak kamtis di daerah lain. Dan hasil dari penggalangan dana tersebut sangat menakjubkan. 100% hasil penggalangan dana tersebut akan diserahkan kepada keluarga Igoy. Kembali ke Rumah sakit tempat Igoy dirawat, para personil Endank Soekamti tak bisa terlalu lama di rumah sakit karena mereka harus meneruskan jadwal manggungnya ke luar kota. Namun, para personil tetap memberi semangat kepada Igoy dan keluarga Igoy. Begitupun dengan sehabat-sahabat Igoy.
            Tiga hari sudah Igoy terbaring lemah ditempat tidur bersama dengan selang-selang yang menghiasi tubuhnya. Begitu banyak sahabat-sahabat Igoy yang datang menjenguk sang kapten. Namun, belum ada perubahan, sekedar tingkatan untuk membuka matanya pun tidak ada. Ini yang membuat orangtuanya semakin sedih. Pasalnya Igoy mengalami keadaan kritis berulang kali, bahkan sampai hari berikutnya keadaan Igoy semakin melemah. Keadaan cemas juga terus menghantui Iqbal. Iqbal sudah bersahabat dengan Igoy sejak kecil. Bagi Iqbal, Igoy bukan sekedar teman tapi juga keluarganya. Keluarga Igoy sudah dia anggap sebagai keluarga sendiri, begitupun sebaliknya. Rumah Igoy adalah rumah kedua baginya. Bahkan orangtua Igoy pun sudah ia anggap sebagi orangtuanya. Begitupun Igoy, sudah dianggap bagian keluarga Iqbal. Maka sulit bagi Iqbal untuk menerima keadaan Igoy saat ini. Hatinya begitu hancur melihat sahabat karibnya terbaring lemah.
“Goy,lu udah tiga hari lebih disini, apa lu ga bosen Goy? Apa lu ga kangen dengan rumah lu? Apa lu ga kangen  dengan warung Mpok Leha? Lu juga ga kangen moshing bareng gue? Pogo bareng anak-anak yang lain? mereka kangen sama lu Goy, lu ga usah jual mahal gitulah. Bangun Goy. Kita ngebolang lagi yuk, ke Jogja, ke Imogiri, ke tempat Mas Penyo. Kita naik ke gunung apa namanya Goy? Gue lupa,trus abis itu kita nyolong nanas lagi di kebun orang. Hahaha, lu ingat kan Goy? Lu ga kepingin apa? Lu ga pingin belajar bahasa jawa lagi sama mbak Anes? Dia juga kangen kamu Goy, dia kangen kekonyolan kamu. Yuk ah Goy semangat bangun terus sehat ntar gue bayarin deh biaya hidup lu selama di Jogja,gue janji. Suwer deh Goy.” Sambil mengangkat dua jarinya
Sadar tak akan ada  jawaban dari Igoy, Iqbalpun meninggalkan Igoy sendirian.
            Tepat tanggal 20 January 2013, pukul 14:15 WIB keadaan Igoy semakin kritis dan samakin lemah. Keluarga dan sahabat Igoy hanya bisa pasrah dan berdoa. Tim dokterpun berusaha menyetabilkan keadaan sang kapten. Ucapan doa tak berhenti dari mulut keluarga dan sahabatnya. Diiringin dengan air mata yang terus mengalir Iqbal dan Tyan terus berdoa. Mereka terus berharap akan datang keajaiban dalam perkara ini. Namun, kenyataan tak selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Tim dokter keluar dari ruangan dimana Igoy ditangani. Dengan wajah menyesal, tim dokter menyatakan bahwa usaha mereka tak sejalan dengan takdir Tuhan. Tepat pukul 15:15 WIB kapten berpulang ke Rumah damai dan bertemu dengan Penciptanya. Seketika suasana lorong panjang itu menjadi ramai akan teriakan histeris keluarga dan sahabat Igoy. Tangisan duka tak terelakan saat itu, semua orang yang mengenal kapten meneteskan air mata kehilangan. Bahkan sang Ayah yang dari awal mencoba untuk tegar pun akhirnya tak kuasa lagi membendung air matanya karena kepergian putranya. Tangisan duka tak hanya terjadi di rumah sakit saja, di daerah-daerah yang menunggu keajaiban terjadi pada sang kapten pun banyak yang merasa kehilangan kapten.
            Dengan langkah lemas,Tyan dan Iqbal menghampiri jenazah sahabatnya. Mereka berusaha untuk tidak terlihat sedih dihadapan jenazah sahabatnya tersebut. Namun sayang, usaha itu gagal.
“Goy, mengapa begitu cepat? Kenapa kamu ga nunggu gue dulu? Kenapa kamu tega tinggalin gue sendirian? Kita dari kecil main bareng, Sekarang? Sekarang lu ninggalin gue Goy? Lu biarin gue mengendalikan kapal ditengah badai seperti ini sendirian Goy? Apa maksud lu? Apa maksud Tuhan jemput lu begitu cepat? Tolong jelasin ke gua! Tolong tanyain ke Tuhan, apa maksud semua ini? Apa lu pikir gua mampu hadapi ini sendiri? Lu udah berhasil bikin gua nangis! Baru kali ini gua nangisin cowok, elo lagi yang gua tangisin. Maksud lo apa Goy?”emosi kehilangan berserta tangisan itu keluar dari mulut Iqbal.
“bal, sekarang bukan waktunya marah-marah, sekarang waktunya mendoakan kapten. Kapten sudah harus pensiun mengemudi kapal ini. Bukan berarti kapten gagal, kapten sudah berhasil bahkan sangat berhasil membawa kapal ini melewati badai besar. Dan lo liat kemarin? Kapten harus mengendalikan kapalnya menuju keabadian, dan dia sendirian bal, sendiri! Kapten hebat bal, sangat hebat . Sekarang dia sudah berhasil dan menang, dia sudah bahagia disana. Kini giliran kita yang mengemudi kapal ini, kita yang ambil alih tugas-tugas kapten. Kapten hanya akan menunggu dan memperhatikan kita dari sana. Kita doakan kapten ya bal, dan kita kendalikan kapal oleng ini bareng-bareng. Toh kita ga sendirian, masih ada anak-anak yang lain yang pasti siap buat membawa kapal ini menuju ke perairan yang tenang dan menemukan pulau yang damai. Kita pasti bisa bal.” hibur Tyan
“lo bener yan. Kapal mulai oleng kapten, tapi kapten tenang aja ABK-ABK akan mengendalikan kapal ini agar tidak oleng lagi, meski tanpa kapten.Mungkin keajaiban yang kita tunggu selama ini adalah ini. Kapten meninggalkan kita dan dia bahagia dengan kehidupan barunya. Inilah keajaiban yang ga pernah terlintas dipikiran gua sedikitpun. Tapi gua yakin ini yang terbaik buat Igoy. Jadi, dia ga akan merasakan sakit lagi. Gua yakin dia udah bahagia.” Iqbal menyadari keajaiban Tuhan
Dua sahabat itu segera menutup jenazah Igoy dan berjalan menuju mama dan keluarga Igoy. Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian Igoy ini. Namun, tak selamanya mereka harus meratapi kepergian Igoy. Sekarang sudah genap setahun  Igoy meninggal, namun kenangan bersama Igoy tidak akan pernah terlupa. Raga boleh saja terkubur, namun kenangan tak akan pernah terkubur. Selamat jalan kapten.

Yogyakarta, 20 January 2014

Mentari Agnes W (Anes)

            Cerpen ini ditulis untuk mengenang kepergian sang kapten yang sudah genap satu tahun. Cerpen ini penulis dedikasikan khusus untuk sahabat,kakak,sekaligus kapten yaitu Alm. Muhammad Prayogi (Igoy). Sebagai tanda kenangan setahun kepergiannya serta sebagai pelunasan hutang penulis kepada Almarhum semasa hidupnya yang meminta penulis untuk membuatkan cerpen tentang diri Almarhum dan kehidupan. Namun baru sekarang dapat penulis penuhi keinginan tersebut. Rasa penyesalan itu ada, namun penulis percaya bahwa Almarhum mengerti mengapa penulis baru menuliskan cerpen tentang Almarhum. Penulis juga berterimakasih kepada Almarhum yang telah mengajarkan banyak hal kepada penulis,salah satunya adalah memahami akan kehidupan dan menyadarkan akan adanya kematian, Almarhum juga sudah membuat penulis sadar akan keajaiban yang tidak terlihat. Terimakasih kepada Almarhum yang telah mau membaca beberapa cerpen karya penulis, dan telah memberikan penilai terhadap cerpen yang penulis ciptakan, dan selalu memberi  masukan yang membangun. Meski semua itu tak mungkin terjadi lagi, namun penulis tidak akan berhenti begitu saja. Karena dialah alasan penulis untuk tetap menulis cerpen-cerpen dan puisi walau sebenarnya tidak ada apa-apanya dibanding dengan karya-karya penulis ternama. Namun penulis akan terus belajar dan belajar. Thanks Goy untuk semuanya. I will Love You, I will miss You. Saya percaya kamu tenang disana. RIP Igoy :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar