Beberapa hari ini sikap Neta berubah
180 derajat. Neta yang biasanya cerewet menjadi pendiam. Neta yang biasanya
ramah, menjadi pemarah. Jangankan orang lain, Icha sahabatnya sendiripun
bingung dengan sikap Neta. Entah apa yang membuat Neta berubah menjadi orang
yang tidak dikenali oleh orang disekitarnya. Sudah beberapa orang yang sudah
Neta bentak tanpa alasan yang jelas.
“lo kenapa sih Net?beberapa hari ini
marah-marah mulu?”tanya Icha pelan
“apa sih lo?kepo banget!”jawab Neta
ketus
Melihat
jawaban Neta yang jauh dari harapannnya , Icha lebih memilih pergi meninggalkan
Neta sendiri. Icha lebih memilih mengawasi Neta dari jauh. Dan beberapa teman
lainnya pun sempat menanyakan perubahan sikap Neta padanya. Ia hanya mampu
menjawab “aku gak tau” sambil terus tersenyum. Ya Neta dikenal sebagai pribadi
yang ramah,ceria,baik,sopan,dan pandai. Namun entah angin apa yang mampu
merubah Neta menjadi pendiam,pemarah,dan suka melamun. Bahkan ia menjadi
tertutup, sangat tertutup.
Sikap Neta yang berbeda ini membuat
Icha penasaran. Ia mencoba mencari tahu apasebenarnya yang membuat Neta menjadi
seperti ini. Icha pun mengikuti kemana Neta pergi. Dengan pelan-pelan Icha
mengikuti langkah kaki Neta di bukit biasa Neta bertemu dengan Dewa. Dan benar
saja, Neta bertemu dengan Dewa di bukit itu. Icha hanya mengawasi dari
jauh,namun tetap mampu mendengarkan percakapan kedua sahabatnyatersebut. Dewa
adalah pacar Neta, dan Neta adalah sahabat Icha sejak kecil. Maka Dewapun sudah
Icha annggap menjadi sahabatnya.
“gimana nih Wa?aku benar-benar
bingung”kata Neta dengan nada gemetar
“udah
lah yank, kita jalani dulu aja. Nanti pasti ada jalan keluarnya kok, ga perlu
terlalu dipusingin gitu, toh juga kamu harus konsentrasi di Ujianmu dulu
kan?”kata Dewa sambil memeluk Net.
“tapi
apa kamu yakin kalo semua ini akan berakhir indah?”tanya Neta menatap mata Dewa
“sayangku, percaya sama aku, semua
ini akan indahpada waktunya”kata Dewa mencium kening Neta mesra.
Melihat
kemesraan kedua sahabatnya itu, Icha sedikit tenang. Ia pun berjalan
meninggalkan kedua sahabatnya itu menikmati kemesraan.
Esok paginya, sikap Neta masih sama
seperti hari-hari kemarin. Masih jutek dan mudah marah. Sikap ini yang membuat
Icha bingung. Namun Icha tidak mempunyai keberanian untuk bertanya pada Neta.
Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi, seperti biasa Neta segera melaju pulang
ke rumah. Ternyata dirumah sudah menunggu mamanya. Sebenarnya Neta malas sekali
ngobrol dengan mamanya akhir-akhir ini. Namun mau gak mau Neta harus tetap
bersikap sopan dengan orangtuanya.
“Neta,
mama liat kamu semakin hari semakin lengket dengan Dewa. Apa kamu pacaran
dengan Dewa?”tanya mama Neta sambil menyiapkan makan siang Neta.
“ma,tolong ya,Neta tuh capek, mama
ga usah bahas itu deh kalo akhirnya bakal berdebat”jawab Neta sewot
“mama tuh Cuma mau kamu tuh dapet
pasangan yang seiman sama kamu, kalo missal Dewa tuh mau balik agama,mama bakal
setujuin hubungan kamu. Tapi kalo ga mau ya terpaksa kalian hanya berteman.
Semua ini buat kebaikan kamu Net”jelas mama panjang lebar
Dengan
segera Neta meninggalkan meja makan dan berjalan tanpa rasa peduli dengan
omongan mamanya tadi menuju kamarnya. Meski mamanya memanggilnya terus,Neta
tidak memperdulikannya.
Paginya sudah dapat diduga oleh
Neta,pasti dimeja makanpun mamanya akan membahas tentang hubungannya dengan
Dewa. Maka Neta lebih memilih untuk menghindarinya. Ia segera menuju moilnya
dan meluncur ke sekolahnya.
“Net,kamu ga sarapan dulu?”tanya
mama
“sarapan di sekolah ma”jawab Neta
singkat
Sebenarnya
mama Neta sangat saying dengan Neta. Neta pun sayang dengan mamanya. Namun
entah mengapa akhir-akhir ini hubungan keduanya sedang tidak baik. Pasalnya
mama Neta tidak setuju kalau Neta pacaaran dengan Dewa. Neta dan Dewa sudah
menjalin hubungan sejal Neta duduk dibangku kelas 1. Sekarang Neta sudah kelas
3. Bisa dihitung berapa lama Neta dan Dewa pacaran. Namun memang, ada perbedaan
diantara mereka, yaitu agama. Neta beragama Kristen dan Dewa beragama Islam.
Inilah sebanbnya mengapa mama Neta menantang hubungan mereka.
Pulang sekolah Neta segera mel;uncur
menemui Dewa. Sesuai janji,mereka bertemu di bukit biasa mereka janjian. Dengan
semangat Neta menemui Dewa.
“Wa,.”sapa Neta manja
“hey sayang”balas Dewa sambil
mencium kening Neta
“ada apa sih kok tumben banget kamu
ngajak aku ketemu, dan harus ketemu katanya”tanya Neta
“Net..”ada suara keraguan dari suara
Dewa
“kenapa wa?kok kamuga seperti
biasanya?”Neta curiga
“aku capek Net”
“capek?maksudnya?”Neta semakin ga
mengerti
“kita
ga bisa ga kaya’ gini terus Net. Kita harus memutuskan, mau dibawa kemana hubungan kita? Mama kamu
menentang hubungan kita, mamaku pun juga menentang hubungan kita. Kita kan juga
butuh restu dari mereka kan Net?”
“ya, aku tau wa maksud kamu. Tapi
kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba ga semangat seperti ini wa?bukannya kamu yang
dulu semangat mempertahanin hubungan ini?”air mata Neta mulai mengalir
“aku
ga tau Neta,aku capek. Aku merasa aku ditekan oleh pihak-pihak lain. aku ga tau
itu siapa” jelas Dewa.
“terus gimana?”Neta pasrah
“gini
Net, kita ga mungkin menentang orangtua kita kan? Apa salahnya kita ikuti
kemauan orangtua kita?toh juga kamu ga mau kan jadi anak durhaka?”
“jadi kita harus pisah?”
“bukan
pisah Net. Kita hanya mengakhiri hubungan pacaran kita. Tapi kita bisa jadi
sahabat kan?kita bisa jadi kakak-adik kan? Neta aku sayang sama kamu, walau
kita ga pacaran lagi tapi rasa sayang itu akan tetap ada buat kamu. Percaya
sama aku.”Dewa mencium kening Neta
“Cuma ini jalan terbaik buat kita
Net,”air mata Dewa pun menetes
“oke wa, tapi kamu janji, jangan
pernah kamu lupain aku wa. Karena aku akan sullit untuk melakukan itu”pinta
Neta
“pasti sayang, itu halyang ga
mungkin aku lakukan. Aku janji”Dewa memeluk Neta.
Pelukan
itu mengakhir hubungan yang selama ini mereka rajut. Bukit itu menjadi bukti
berakhirnya jalinan kisah cinta mereka berdua, namun menjadi saksi betapa
tulusnya cinta mereka berdua.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar