Jumat, 18 April 2014

Jalan Terbaik



            Beberapa hari ini sikap Neta berubah 180 derajat. Neta yang biasanya cerewet menjadi pendiam. Neta yang biasanya ramah, menjadi pemarah. Jangankan orang lain, Icha sahabatnya sendiripun bingung dengan sikap Neta. Entah apa yang membuat Neta berubah menjadi orang yang tidak dikenali oleh orang disekitarnya. Sudah beberapa orang yang sudah Neta bentak tanpa alasan yang jelas.
            “lo kenapa sih Net?beberapa hari ini marah-marah mulu?”tanya Icha pelan
            “apa sih lo?kepo banget!”jawab Neta ketus
Melihat jawaban Neta yang jauh dari harapannnya , Icha lebih memilih pergi meninggalkan Neta sendiri. Icha lebih memilih mengawasi Neta dari jauh. Dan beberapa teman lainnya pun sempat menanyakan perubahan sikap Neta padanya. Ia hanya mampu menjawab “aku gak tau” sambil terus tersenyum. Ya Neta dikenal sebagai pribadi yang ramah,ceria,baik,sopan,dan pandai. Namun entah angin apa yang mampu merubah Neta menjadi pendiam,pemarah,dan suka melamun. Bahkan ia menjadi tertutup, sangat tertutup.
            Sikap Neta yang berbeda ini membuat Icha penasaran. Ia mencoba mencari tahu apasebenarnya yang membuat Neta menjadi seperti ini. Icha pun mengikuti kemana Neta pergi. Dengan pelan-pelan Icha mengikuti langkah kaki Neta di bukit biasa Neta bertemu dengan Dewa. Dan benar saja, Neta bertemu dengan Dewa di bukit itu. Icha hanya mengawasi dari jauh,namun tetap mampu mendengarkan percakapan kedua sahabatnyatersebut. Dewa adalah pacar Neta, dan Neta adalah sahabat Icha sejak kecil. Maka Dewapun sudah Icha annggap menjadi sahabatnya.
            “gimana nih Wa?aku benar-benar bingung”kata Neta dengan nada gemetar
            “udah lah yank, kita jalani dulu aja. Nanti pasti ada jalan keluarnya kok, ga perlu terlalu dipusingin gitu, toh juga kamu harus konsentrasi di Ujianmu dulu kan?”kata Dewa sambil memeluk Net.
            “tapi apa kamu yakin kalo semua ini akan berakhir indah?”tanya Neta menatap mata Dewa
            “sayangku, percaya sama aku, semua ini akan indahpada waktunya”kata Dewa mencium kening Neta mesra.
Melihat kemesraan kedua sahabatnya itu, Icha sedikit tenang. Ia pun berjalan meninggalkan kedua sahabatnya itu menikmati kemesraan.
            Esok paginya, sikap Neta masih sama seperti hari-hari kemarin. Masih jutek dan mudah marah. Sikap ini yang membuat Icha bingung. Namun Icha tidak mempunyai keberanian untuk bertanya pada Neta. Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi, seperti biasa Neta segera melaju pulang ke rumah. Ternyata dirumah sudah menunggu mamanya. Sebenarnya Neta malas sekali ngobrol dengan mamanya akhir-akhir ini. Namun mau gak mau Neta harus tetap bersikap sopan dengan orangtuanya.
            “Neta, mama liat kamu semakin hari semakin lengket dengan Dewa. Apa kamu pacaran dengan Dewa?”tanya mama Neta sambil menyiapkan makan siang Neta.
            “ma,tolong ya,Neta tuh capek, mama ga usah bahas itu deh kalo akhirnya bakal berdebat”jawab Neta sewot
            “mama tuh Cuma mau kamu tuh dapet pasangan yang seiman sama kamu, kalo missal Dewa tuh mau balik agama,mama bakal setujuin hubungan kamu. Tapi kalo ga mau ya terpaksa kalian hanya berteman. Semua ini buat kebaikan kamu Net”jelas mama panjang lebar
Dengan segera Neta meninggalkan meja makan dan berjalan tanpa rasa peduli dengan omongan mamanya tadi menuju kamarnya. Meski mamanya memanggilnya terus,Neta tidak memperdulikannya.
            Paginya sudah dapat diduga oleh Neta,pasti dimeja makanpun mamanya akan membahas tentang hubungannya dengan Dewa. Maka Neta lebih memilih untuk menghindarinya. Ia segera menuju moilnya dan meluncur ke sekolahnya.
            “Net,kamu ga sarapan dulu?”tanya mama
            “sarapan di sekolah ma”jawab Neta singkat
Sebenarnya mama Neta sangat saying dengan Neta. Neta pun sayang dengan mamanya. Namun entah mengapa akhir-akhir ini hubungan keduanya sedang tidak baik. Pasalnya mama Neta tidak setuju kalau Neta pacaaran dengan Dewa. Neta dan Dewa sudah menjalin hubungan sejal Neta duduk dibangku kelas 1. Sekarang Neta sudah kelas 3. Bisa dihitung berapa lama Neta dan Dewa pacaran. Namun memang, ada perbedaan diantara mereka, yaitu agama. Neta beragama Kristen dan Dewa beragama Islam. Inilah sebanbnya mengapa mama Neta menantang hubungan mereka.
            Pulang sekolah Neta segera mel;uncur menemui Dewa. Sesuai janji,mereka bertemu di bukit biasa mereka janjian. Dengan semangat Neta menemui Dewa.
            “Wa,.”sapa Neta manja
            “hey sayang”balas Dewa sambil mencium kening Neta
            “ada apa sih kok tumben banget kamu ngajak aku ketemu, dan harus ketemu katanya”tanya Neta
            “Net..”ada suara keraguan dari suara Dewa
            “kenapa wa?kok kamuga seperti biasanya?”Neta curiga
            “aku capek Net”
            “capek?maksudnya?”Neta semakin ga mengerti
            “kita ga bisa ga kaya’ gini terus Net. Kita harus memutuskan,  mau dibawa kemana hubungan kita? Mama kamu menentang hubungan kita, mamaku pun juga menentang hubungan kita. Kita kan juga butuh restu dari mereka kan Net?”
            “ya, aku tau wa maksud kamu. Tapi kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba ga semangat seperti ini wa?bukannya kamu yang dulu semangat mempertahanin hubungan ini?”air mata Neta mulai mengalir
            “aku ga tau Neta,aku capek. Aku merasa aku ditekan oleh pihak-pihak lain. aku ga tau itu siapa” jelas Dewa.
            “terus gimana?”Neta pasrah
            “gini Net, kita ga mungkin menentang orangtua kita kan? Apa salahnya kita ikuti kemauan orangtua kita?toh juga kamu ga mau kan jadi anak durhaka?”
            “jadi kita harus pisah?”
            “bukan pisah Net. Kita hanya mengakhiri hubungan pacaran kita. Tapi kita bisa jadi sahabat kan?kita bisa jadi kakak-adik kan? Neta aku sayang sama kamu, walau kita ga pacaran lagi tapi rasa sayang itu akan tetap ada buat kamu. Percaya sama aku.”Dewa mencium kening Neta
            “Cuma ini jalan terbaik buat kita Net,”air mata Dewa pun menetes
            “oke wa, tapi kamu janji, jangan pernah kamu lupain aku wa. Karena aku akan sullit untuk melakukan itu”pinta Neta
            “pasti sayang, itu halyang ga mungkin aku lakukan. Aku janji”Dewa memeluk Neta.
Pelukan itu mengakhir hubungan yang selama ini mereka rajut. Bukit itu menjadi bukti berakhirnya jalinan kisah cinta mereka berdua, namun menjadi saksi betapa tulusnya cinta mereka berdua.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar