Dear…
Hidup memang tak semudah mimpi.
Kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan. Mimpi pun selalu lebih indah dari
kenyataan. Rintangan itu seakan selalu ada dalam setiap langkah dihidup yang
gue jalani. Banyak hal yang udah gue lalui dihidup gue ini. Kadang
menyenangkan. Dan tak jarang menyakitkan, bahkan membosankan. Dan inilah hidup.
Gue ngga tau kenapa hidup seberat ini? Gue ngga ngerti kenapa hidup
semembosankan ini? Dan gue ngga paham kenapa gue hidup di keadaan seperti ini?
Keadaan ini mengubah gue menjadi
bukan gue. Gue ngga mengenali diri gue ketika gue berada dalam situasi yang meminta gue buat menyerah dengan keadaan
ini. Tapi nurani gue selalu menegarkan gue untuk tetap bertahan. Dan keputusan
bertahan gue ini membuat gue semakin tidak mengenali diri gue sendiri. Berat
ketika gue harus melangkah sendiri dalam kondisi yang semakin menekan gue untuk
menyerah. Susah, ketika gue harus pura pura bahagia dihadapan orang-orang
disekitar gue. Sulit, ketika gue harus mengembangkan senyum dan menyembunyikan
air mata gue dari hadapan dunia yang semakin jahat sama gue. Banyak kebohongan
yang harus gue lakukan untuk menutupi betapa hancurnya hidup gue. Dan hal itu
memang harus gue lakuin, karena percuma ketika gue menjelaskan mengenai hidup
gue. Banyak yang tidak mengerti. Bahkan gue sendiripun ngga ngerti.
Lalu gue bisa apa? Mencoba
menjelaskan ke orang-orang yang tidak mengerti? Mencoba berbicara pada
orang-orang yang tingkat kepeduliannya rendah? Atau gue harus bertingkah konyol
layaknya orang-orang bodoh hanya untuk membuat mereka memperdulikan hidup gue?
Bodohnya gue. Maka, gue pilih untuk diam dan biarkan perasaan dan waktu yang
akan mengakhirnya. Gue ngga menyerah, gue hanya pasrah dan biarkan Tuhan yang
bekerja atas hidup gue. Sebusuk dan sehancur apapun hidup gue, gue percaya
bahwa Tuhan punya rencana indah untuk orang buruk macam gule ini. Semoga.
Selagi Tuhan kerja, guepun juga ngga
boleh diam saja. Gue musti berjalan beriringan dengan rencana Tuhan. Dan
berusaha mengimbangi rencana Tuhan dengan kemampuan yang Tuhan berikan ke gue.
Meski gue sadar, kadang gue terlalu berkhayal gue punya kemampuan lebih dari
yang gue miliki saat ini. Ya, walaupun akhirnya itu membuat gue sakit karena
kenyataannya gue ngga mampu berbuat apa-apa. Tapi setidaknya gue merasakan
bahagia walaupun hanya khayalan. Dan gue harap ngga ada yang salah dengan
harapan yang gue buat.
Kadang gue ngga pengen bangun dan
terus berkhayal tentang hidup bahagia. Namun hidup harus tetap hidup, berjalan
kedepan dan membiarkan khayalan itu melayang dan akhirnya terlepas. Dan gue
kembali ke keadaan yang menekan gue lebih dari kemampuan yang gue punya. Dan
gue tetap bertahan, bukan karena gue tegar, tapi karena gue masih pengen
berkhayal tentang kebahagiaan yang entah akan menjadi kenyataan atau hanya akan
menjadi sebuah khayalan saja.
== END ==