Rabu, 16 Desember 2015

dear. . . . again

Dear…
Mencoba menjelaskan tetang apa yang kurasa. Itu adalah hal bodoh yang harus gue lakukan hanya untuk memaksa orang lain memperdulikan setiap cerita hidup gue yang sama sekali ngga menarik. Sangat wajar jika mereka sama sekali ngga peduli dengan gue. Cerita hidup gue sangat jauh dari kata menyenangkan. Bahkan terkesan membosankan. Sangat membosankan. Tapi entah mengapa gue masih memcoba untuk mengambil kepedulian mereka, ya meski gue tau apa yang gue lakukan hanyalah sia-sia. Tapi setidaknya gue udah usaha.
Usaha yang akhirnya sama apakah bisa disebut usaha? Gue ngga ngerti. Setiap usaha yang gue lakuin hanya untuk melegakan hati gue dari penatnya masalah yang gue alami. Tapi nyatanya? Mereka seakan mengejek dan menertawakan hidup gue. Segitu lucukah jalan hidup gue sampai orang-orang sekitar gue selalu tertawa ketika gue mulai bercerita mengenai hidup gue. Dan dianggap terlalu lucu maka cerita gue diabaikan begitu saja. Dan akhirnya gue pendam lagi dan gue pendam lagi sampai akhirnya membusuk dan belatung luka itu berjalan mengikis hati gue. Terkikis sampai habis.
==END==

Jumat, 31 Juli 2015

Dear.... (1)

Dear…
Hidup memang tak semudah mimpi. Kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan. Mimpi pun selalu lebih indah dari kenyataan. Rintangan itu seakan selalu ada dalam setiap langkah dihidup yang gue jalani. Banyak hal yang udah gue lalui dihidup gue ini. Kadang menyenangkan. Dan tak jarang menyakitkan, bahkan membosankan. Dan inilah hidup. Gue ngga tau kenapa hidup seberat ini? Gue ngga ngerti kenapa hidup semembosankan ini? Dan gue ngga paham kenapa gue hidup di keadaan seperti ini?
Keadaan ini mengubah gue menjadi bukan gue. Gue ngga mengenali diri gue ketika gue berada dalam situasi  yang meminta gue buat menyerah dengan keadaan ini. Tapi nurani gue selalu menegarkan gue untuk tetap bertahan. Dan keputusan bertahan gue ini membuat gue semakin tidak mengenali diri gue sendiri. Berat ketika gue harus melangkah sendiri dalam kondisi yang semakin menekan gue untuk menyerah. Susah, ketika gue harus pura pura bahagia dihadapan orang-orang disekitar gue. Sulit, ketika gue harus mengembangkan senyum dan menyembunyikan air mata gue dari hadapan dunia yang semakin jahat sama gue. Banyak kebohongan yang harus gue lakukan untuk menutupi betapa hancurnya hidup gue. Dan hal itu memang harus gue lakuin, karena percuma ketika gue menjelaskan mengenai hidup gue. Banyak yang tidak mengerti. Bahkan gue sendiripun ngga ngerti.
Lalu gue bisa apa? Mencoba menjelaskan ke orang-orang yang tidak mengerti? Mencoba berbicara pada orang-orang yang tingkat kepeduliannya rendah? Atau gue harus bertingkah konyol layaknya orang-orang bodoh hanya untuk membuat mereka memperdulikan hidup gue? Bodohnya gue. Maka, gue pilih untuk diam dan biarkan perasaan dan waktu yang akan mengakhirnya. Gue ngga menyerah, gue hanya pasrah dan biarkan Tuhan yang bekerja atas hidup gue. Sebusuk dan sehancur apapun hidup gue, gue percaya bahwa Tuhan punya rencana indah untuk orang buruk macam gule ini. Semoga.
Selagi Tuhan kerja, guepun juga ngga boleh diam saja. Gue musti berjalan beriringan dengan rencana Tuhan. Dan berusaha mengimbangi rencana Tuhan dengan kemampuan yang Tuhan berikan ke gue. Meski gue sadar, kadang gue terlalu berkhayal gue punya kemampuan lebih dari yang gue miliki saat ini. Ya, walaupun akhirnya itu membuat gue sakit karena kenyataannya gue ngga mampu berbuat apa-apa. Tapi setidaknya gue merasakan bahagia walaupun hanya khayalan. Dan gue harap ngga ada yang salah dengan harapan yang gue buat.
Kadang gue ngga pengen bangun dan terus berkhayal tentang hidup bahagia. Namun hidup harus tetap hidup, berjalan kedepan dan membiarkan khayalan itu melayang dan akhirnya terlepas. Dan gue kembali ke keadaan yang menekan gue lebih dari kemampuan yang gue punya. Dan gue tetap bertahan, bukan karena gue tegar, tapi karena gue masih pengen berkhayal tentang kebahagiaan yang entah akan menjadi kenyataan atau hanya akan menjadi sebuah khayalan saja.


== END ==

Rabu, 28 Januari 2015

apa

pernah ngerasaain yang namanya tekanan? pernah ngerasaan yang namanya tuntutan yang berlebihan? berat kan. itu yang gue alami sekarang. mereka orang-orang sekitar gue, orang tua gue, kakak gue, semuanya menekan gue. yang gue harus inilah, gue harus itulah, gue kudu ginilah, gue kudu gitulah. mereka lupa kalo gue juga punya perasaan. mereka berbuat kayak gitu seakan mereka ngga peduli dengan keadaan gue. gue ngerasa apa yang gue jalani ini semata-mata gue pengen nurutin semua maunya mereka, hanya karena gue ngga mau mereka direndahkan karena gue, hanya karena gue pengen mereka bangga sama gue, hanya karena gue pengen dianggap ada. hanya karena itu. tapi mereka seakan ngga peduli kemampuan gue. apa gue bisa kalo gue harus gitu, apa gue bisa kalo gue harus gini. harusnya mereka mikir sampai situ. bukan semata-mata hasli saja yang mereka tau, tapi proses untuk berhasil itu juga perlu diakui. kalo memang ngga bisa meski udah berusaha ya harusnya jangan dipaksa. tapi ini ngga, makin gue ngga bisa, makin gue disiksa. ya begitulah. gue sendiri ngga ngerti musti gimana. capek, iya capek banget :(

Selasa, 13 Januari 2015

ntahlah

pesawat, ngga tau kenapa kalo gue lagi suntuk, galau, males, letih, lesu, tak berdaya dan tiba-tiba lihat pesawat terbang, semua perasaan negatif tersebut ilang gitu aja.. berasa semua masalah gue terbawa pesawat. tapi ya gitu sementara banget. gue nggatau kenapa bahagia itu selalu lebih singkat dibanding dengan kesedihan.. ntahlah

Senin, 05 Januari 2015

kapan?

dan lagi, belum genap seminggu di tahun 2015 ini, udah banyak aja yang bikin gue kecewa. salah gue apa sih, kenapa begini banget hidup gue. ngga pernah bisa beruntung. selalu ada aja yang bikin hidup gue rugi. kapan. pertanyaannya cuma kapan. kapan berhenti?

Sabtu, 03 Januari 2015

manusia lemah

hari ini tanggal 3 Januari 2015, itu artinya hari ini sudah 3 hari gue lewati di tahun 2015 ini. dan kalian tau apa yang udah gue lewati 3 hari ini? yaa, menyedihkan, menyenangkan, menyakitkan, mengharukan, mengecewakan, hampir semua udah gue rasain selama 3 hari di tahun baru ini. semua membekas. gue ngga ngerti kenapa gue harus ngelewati semua masa itu. yang jelas masa itu cukup membuat gue sadar bahwa hidup itu ngga semudah dan ngga seseru di sinetron. kalian tau, betapa sakitnya gue ketika gue berharap tahun ini ngga ada hal yang mampu membuat gue nangis sejadi-jadinya, tapi pada kenyataannya baru 3 hari gue lewati tahun baru ini udah banyak banget yang nyakitin gue. bahkan orang yang gue sayang. orang yang gue kira ngga bakal nyakitin gue, orang yang gue kira bakal ngelindungin gue ketika gue takut, orang yang gue kira bakal menjadi sadaran gue ketika gue sedih, justru orang-orang itu yang nyakiti gue tiada henti. orang-orang itu yang bikin gue makin sadar kalo gue tercipta hanya untuk menjadi bahan olokan mereka, hanya untuk menjadi penghias dalam hidup mereka. itulah sebabnya gue skrng lebih memilih diam dan mendengarkan daripada gue bicara dan bertindak namun gue hanya diinjak-injak dan ngga dipercaya. kadang ada rasa ingin berontak, tapi gue sadar gue lemah. kadang ada rasa ingin membuktikan, tapi gue sadar gue lemah. ya gue manusia lemah.