Jumat, 01 Januari 2016

I have decided to follow Jesus!!

Hallooooo.... happy new year everybodys..
Tahun baru, semangat baru, hidup baru, dan semua serba baru.
Telah banyak hal yang gue alami di tahun 2015 kemarin, mulai dari sedih, senang, susah, bahagia, muak, dan semua yang kepahitan hidup gue. terimakasih Tuhan sudah ijinkan gue lewati tahun demi tahun yang kian berat ini. Guys, gue baca postingan gue setahun belakangan ini, dan ternyata isinya menyedihkan banget. Gue flashback dan memang hidup gue menyedihkan banget. Seakan gue ngga punya harapan hidup. But guys, semua kepahitan itu kini ngga akan ada lagi, semua kemuakan akan hidup gue udah ngga akan lagi gue alami. Why?? kenapa?? because of Jesus Christ. ya, karena Yesus Kristus. sory nih yang beda agama, gue ngga maksud buruk, gue sebatas cerita aja bagaimana Jesus mengangkat hidup gue dari gelap dan membawanya ke dalam terang. Bagaimana Jesus memulihkan hidup gue.
Perlu diketahui saja ya guys, sejak lahir gue sudah menjadi Kristen. so, gue udah kenal dengan Jesus sejak kecil. Gue udah dengar cerita mengenai Jesus lebih dari 20 tahun yang lalu. Tapi gue ngga dekat dengan Dia. Gue ngga berada dalam hadiratNya. Kalau ditanya gue ke gereja apa ngga, so pasti gue ke gereja. Bahkan gue sudah mulai melayani Tuhan sejak 2-3 tahun yang lalu. Tapi lagi-lagi gue ngga bisa menikmati hadirat Tuhan. Gue justru miris dengan hidup gue ketika gue dengan munafiknya mampu melayani Tuhan namun tetap melakukan keburukan-keburukan yang bisa menghilangkan Api Lawatan yang dari Tuhan. Gue masih berada dalam kehidupan yang gelap, kehidupan yang jauh dari hadirat Tuhan, kehidupan yang penuh dengan kepahitan, penuh dengan kemarahan. Gue masih menyimpan kemarahan gue kepada Tuhan mengenai keadaan gue, mengenai hidup gue,dan mengenai semua hal yang tidak sesuai dengan kemauan gue. Gue lupa bahwa semua kemauan gue akan selalu didasari dengan kehendak Tuhan juga. Gue lupa membawa Tuhan dalam setiap langkah gue. Gue justru membiarkan Tuhan berjalan di belakang gue, jauh dari gue. Gue ngga ijinkan Tuhan untuk ikut campur dalam kehidupan gue. Alhasil hidup gue ngga pernah diberkati, selalu penuh dengan amarah, kepahitan, dan kekecewaan. Dan bodohnya gue, gue justru menyimpan rasa kecewa itu dan membiarkannya bertumbuh menjadi luka, dan akhirnya menjadi dendam. Gue ngga berusaha melepas kekecawaan gue, gue ngga berusaha melepas kepahitan hidup gue. Sehingga hidup gue berjalan dengan membosankan dan penuh kemuakan.
Tapi guys, semuanya kini berubah setelah gue lepaskan kepahitan hidup gue dan ijinkan Tuhan campur tangan dalam hidup gue. Meski aawalnya gue masih mengkeraskan hati gue untuk ngga terima Yesus masuk dalam hati gue. Tapi akhirnya hati gue luluh juga setelah gue melakukan pelepasan. ceritanya, akhir tahun 2015 kemarin gue mengikuti acara "The Great Awakening" di Semarang. acara ini dihadiri lebih dari 100 juta jiwa. Kita berkumpul, bersatu memuji dan meninggikan nama Yesus. Hal yang sama yang gue lakukan sebelumnya. Tapi kali ini berbeda, gue merasakan getaran dalam hati gue.Gue yang biasanya memuji Tuhan hanya sebatas membuka mulut dan mengeluarkan suara saja, tapi kali ini tidak. Gue memuji dan memuliakan nama Tuhan dengan mengikuti alunan detak jantung yang kian detik kian cepat. Gue pernah berhenti dan mencoba menolak getaran dalam dada gue tersebut. Tapi makin gue lawan, makin getaran itu terasa. Dan serasa ingin melapaskan roh gue dari raga gue. Singkat cerita ketika salah satu pendoa menghampiri gue dan mendoakan gue, hati gue hancur. Getaran itu berhasil membuat gue lemas dan akhirnya gue jatuh. Dan gue mengeluarkan kata-kata yang gue sendiri ngga tau artinya. Dan lagi ketika pendoa meminta maju dan pelepasan gue berlari dari tempat duduk gue yang terbilang di paling belakang. Gue maju dan gue kembali didoakan oleh salah satu pendoa disana. Gue makin hancur, gue makin kacau, gue makin ngga bisa menahan semua yang gue rasa dalam dada gue yang sebenarnya gue ngga tau apa yang gue rasa. Mendengar setiap perkataan dari pendoa tersebut hati gue makin kacau, perkataan itu seakan menghina gue, menghina hidup gue. Suara itu seakan berkata "Hey, kamu yang memiliki hidup yang menyedihkan masih mau keras dan memegahkan diri? Lihat hidupku damai dalam nama Yesus". gue merasa terhina namun anehnya gue justru lemas dan ngga berdaya. Ketika pendoa mengucapkan kata "Amen" dan gue juga mengucapkan kata tersebut gue merasa ada yang lepas dari dalam tubuh gue yang membuat gue merasakan ada yang berbeda dalam tubuh gue. Gue makin semangat dan makin bersuka cita. Gue menikmati hadirat Tuhan. Gue merasakan keberadaan Tuhan. Gue merasakan api lawatan Tuhan dalam hidup gue. dan semua itu mengubah hidup gue.
Dan di tahun 2016 ini, gue berani mengambil keputusan untuk berdiri dan mulai berjalan beriringan dengan Tuhan. Gue berharap api lawatan itu tetap berada dalam hidup gue. Gue berharap gue ngga kehilangan api lawatan dan hadirat Tuhan lagi. Mungkin cerita gue ngga se-menarik layaknya orang lain yang juga terpanggil hidupnya ke dalam hadirat Tuhan, namun sekecil itu mampu merubah hidup gue yang awalnya buruk kini berjalan menuju ke baik, yang awalnya gelap, kini mulai terang. dan yang awalnya membosankan kini mulai berwaran. Karena Tuhan Yesus. So, Christ is enough for me, everything I need is in You. I have decided to follow Jesus,no turnning back again!! I start 2016, In the name of Jesus!!!

Rabu, 16 Desember 2015

dear. . . . again

Dear…
Mencoba menjelaskan tetang apa yang kurasa. Itu adalah hal bodoh yang harus gue lakukan hanya untuk memaksa orang lain memperdulikan setiap cerita hidup gue yang sama sekali ngga menarik. Sangat wajar jika mereka sama sekali ngga peduli dengan gue. Cerita hidup gue sangat jauh dari kata menyenangkan. Bahkan terkesan membosankan. Sangat membosankan. Tapi entah mengapa gue masih memcoba untuk mengambil kepedulian mereka, ya meski gue tau apa yang gue lakukan hanyalah sia-sia. Tapi setidaknya gue udah usaha.
Usaha yang akhirnya sama apakah bisa disebut usaha? Gue ngga ngerti. Setiap usaha yang gue lakuin hanya untuk melegakan hati gue dari penatnya masalah yang gue alami. Tapi nyatanya? Mereka seakan mengejek dan menertawakan hidup gue. Segitu lucukah jalan hidup gue sampai orang-orang sekitar gue selalu tertawa ketika gue mulai bercerita mengenai hidup gue. Dan dianggap terlalu lucu maka cerita gue diabaikan begitu saja. Dan akhirnya gue pendam lagi dan gue pendam lagi sampai akhirnya membusuk dan belatung luka itu berjalan mengikis hati gue. Terkikis sampai habis.
==END==

Jumat, 31 Juli 2015

Dear.... (1)

Dear…
Hidup memang tak semudah mimpi. Kenyataan tak selalu sesuai dengan harapan. Mimpi pun selalu lebih indah dari kenyataan. Rintangan itu seakan selalu ada dalam setiap langkah dihidup yang gue jalani. Banyak hal yang udah gue lalui dihidup gue ini. Kadang menyenangkan. Dan tak jarang menyakitkan, bahkan membosankan. Dan inilah hidup. Gue ngga tau kenapa hidup seberat ini? Gue ngga ngerti kenapa hidup semembosankan ini? Dan gue ngga paham kenapa gue hidup di keadaan seperti ini?
Keadaan ini mengubah gue menjadi bukan gue. Gue ngga mengenali diri gue ketika gue berada dalam situasi  yang meminta gue buat menyerah dengan keadaan ini. Tapi nurani gue selalu menegarkan gue untuk tetap bertahan. Dan keputusan bertahan gue ini membuat gue semakin tidak mengenali diri gue sendiri. Berat ketika gue harus melangkah sendiri dalam kondisi yang semakin menekan gue untuk menyerah. Susah, ketika gue harus pura pura bahagia dihadapan orang-orang disekitar gue. Sulit, ketika gue harus mengembangkan senyum dan menyembunyikan air mata gue dari hadapan dunia yang semakin jahat sama gue. Banyak kebohongan yang harus gue lakukan untuk menutupi betapa hancurnya hidup gue. Dan hal itu memang harus gue lakuin, karena percuma ketika gue menjelaskan mengenai hidup gue. Banyak yang tidak mengerti. Bahkan gue sendiripun ngga ngerti.
Lalu gue bisa apa? Mencoba menjelaskan ke orang-orang yang tidak mengerti? Mencoba berbicara pada orang-orang yang tingkat kepeduliannya rendah? Atau gue harus bertingkah konyol layaknya orang-orang bodoh hanya untuk membuat mereka memperdulikan hidup gue? Bodohnya gue. Maka, gue pilih untuk diam dan biarkan perasaan dan waktu yang akan mengakhirnya. Gue ngga menyerah, gue hanya pasrah dan biarkan Tuhan yang bekerja atas hidup gue. Sebusuk dan sehancur apapun hidup gue, gue percaya bahwa Tuhan punya rencana indah untuk orang buruk macam gule ini. Semoga.
Selagi Tuhan kerja, guepun juga ngga boleh diam saja. Gue musti berjalan beriringan dengan rencana Tuhan. Dan berusaha mengimbangi rencana Tuhan dengan kemampuan yang Tuhan berikan ke gue. Meski gue sadar, kadang gue terlalu berkhayal gue punya kemampuan lebih dari yang gue miliki saat ini. Ya, walaupun akhirnya itu membuat gue sakit karena kenyataannya gue ngga mampu berbuat apa-apa. Tapi setidaknya gue merasakan bahagia walaupun hanya khayalan. Dan gue harap ngga ada yang salah dengan harapan yang gue buat.
Kadang gue ngga pengen bangun dan terus berkhayal tentang hidup bahagia. Namun hidup harus tetap hidup, berjalan kedepan dan membiarkan khayalan itu melayang dan akhirnya terlepas. Dan gue kembali ke keadaan yang menekan gue lebih dari kemampuan yang gue punya. Dan gue tetap bertahan, bukan karena gue tegar, tapi karena gue masih pengen berkhayal tentang kebahagiaan yang entah akan menjadi kenyataan atau hanya akan menjadi sebuah khayalan saja.


== END ==

Rabu, 28 Januari 2015

apa

pernah ngerasaain yang namanya tekanan? pernah ngerasaan yang namanya tuntutan yang berlebihan? berat kan. itu yang gue alami sekarang. mereka orang-orang sekitar gue, orang tua gue, kakak gue, semuanya menekan gue. yang gue harus inilah, gue harus itulah, gue kudu ginilah, gue kudu gitulah. mereka lupa kalo gue juga punya perasaan. mereka berbuat kayak gitu seakan mereka ngga peduli dengan keadaan gue. gue ngerasa apa yang gue jalani ini semata-mata gue pengen nurutin semua maunya mereka, hanya karena gue ngga mau mereka direndahkan karena gue, hanya karena gue pengen mereka bangga sama gue, hanya karena gue pengen dianggap ada. hanya karena itu. tapi mereka seakan ngga peduli kemampuan gue. apa gue bisa kalo gue harus gitu, apa gue bisa kalo gue harus gini. harusnya mereka mikir sampai situ. bukan semata-mata hasli saja yang mereka tau, tapi proses untuk berhasil itu juga perlu diakui. kalo memang ngga bisa meski udah berusaha ya harusnya jangan dipaksa. tapi ini ngga, makin gue ngga bisa, makin gue disiksa. ya begitulah. gue sendiri ngga ngerti musti gimana. capek, iya capek banget :(

Selasa, 13 Januari 2015

ntahlah

pesawat, ngga tau kenapa kalo gue lagi suntuk, galau, males, letih, lesu, tak berdaya dan tiba-tiba lihat pesawat terbang, semua perasaan negatif tersebut ilang gitu aja.. berasa semua masalah gue terbawa pesawat. tapi ya gitu sementara banget. gue nggatau kenapa bahagia itu selalu lebih singkat dibanding dengan kesedihan.. ntahlah

Senin, 05 Januari 2015

kapan?

dan lagi, belum genap seminggu di tahun 2015 ini, udah banyak aja yang bikin gue kecewa. salah gue apa sih, kenapa begini banget hidup gue. ngga pernah bisa beruntung. selalu ada aja yang bikin hidup gue rugi. kapan. pertanyaannya cuma kapan. kapan berhenti?

Sabtu, 03 Januari 2015

manusia lemah

hari ini tanggal 3 Januari 2015, itu artinya hari ini sudah 3 hari gue lewati di tahun 2015 ini. dan kalian tau apa yang udah gue lewati 3 hari ini? yaa, menyedihkan, menyenangkan, menyakitkan, mengharukan, mengecewakan, hampir semua udah gue rasain selama 3 hari di tahun baru ini. semua membekas. gue ngga ngerti kenapa gue harus ngelewati semua masa itu. yang jelas masa itu cukup membuat gue sadar bahwa hidup itu ngga semudah dan ngga seseru di sinetron. kalian tau, betapa sakitnya gue ketika gue berharap tahun ini ngga ada hal yang mampu membuat gue nangis sejadi-jadinya, tapi pada kenyataannya baru 3 hari gue lewati tahun baru ini udah banyak banget yang nyakitin gue. bahkan orang yang gue sayang. orang yang gue kira ngga bakal nyakitin gue, orang yang gue kira bakal ngelindungin gue ketika gue takut, orang yang gue kira bakal menjadi sadaran gue ketika gue sedih, justru orang-orang itu yang nyakiti gue tiada henti. orang-orang itu yang bikin gue makin sadar kalo gue tercipta hanya untuk menjadi bahan olokan mereka, hanya untuk menjadi penghias dalam hidup mereka. itulah sebabnya gue skrng lebih memilih diam dan mendengarkan daripada gue bicara dan bertindak namun gue hanya diinjak-injak dan ngga dipercaya. kadang ada rasa ingin berontak, tapi gue sadar gue lemah. kadang ada rasa ingin membuktikan, tapi gue sadar gue lemah. ya gue manusia lemah.